SAAT
KEMATIANKU SUDAH DEKAT
2 Tim.
4:6-8
Oleh Adi
Putra Wijayantara, S.Th
Pendahuluan:
Sebelum menghadapi
eksekusi mati di bawah pemerintahan kaisar Nero, Paulus menyampaikan sebuah
pesan kepada Timotius sebagai bentuk dorongan, nasehat dan didikan kepadanya.
Saat terakhir inilah
merupakan puncak bagi Paulus untuk menyampaikan berita sukacita, sekalipun bagi
orang dunia ini merupakan berita dukacita, namun dengan ketulusan hati Paulus
yakin akan upah yang dia dapat dari kerja kerasnya sebagai seorang Kristen.
Kematian merupakan bagian
dari kehidupan manusia. Tidak ada seorang pun yang dapat menghindarinya.
Terkadang, ketika berbicara tentang kematian sebagian orang tidak menganggap
hal tersebut sebagai sesuatu yang serius dan malahan menganggap bahwa kematian
tidak akan pernah mampir dalam hidupnya.
Proposisi: Kita dapat mempelajari
keyakinan Paulus saat menghadapi kematian.
Kalimat
Pertanyaan: Apa
yang dapat kita pelajari dari keyakinan Paulus saat menghadapi kematiannya?
Kalimat
Peralihan: Yang
dapat kita pelajari dari keyakinan Paulus saat menghadapi kematiannya adalah:
Diskusi:
I.
Dia telah mengakhiri pertandingan
dengan baik (ayat 7).
A. Pertandingan hidup yang
diakhiri dengan baik. Dia adalah olahragawan rohani yang mengikuti perlombaan
sesuai dengan prosedur lomba.
1. Pertama-tama ia melatih
tubuhnya (1 Kor.9:27)
2. Dia adalah seorang pelari
yang memiliki tujuan dan seorang petinju rohani yang tidak sembarangan memukul
(1 Kor.9:26).
B. Latar belakang
kehidupannya yang adalah seorang Farisi yang fanatik terhadap hukum Taurat.
Namun telah bertobat menjadi orang Kristen dan sekaligus menjadi rasul bagi non
Yahudi (Kis. 9:15-19).
C. Aplikasi:
1. Sampai saat ini, apakah
kita berbuat seperti yang Paulus lakukan?
2. Sejauh mana lintasan yang
kita lalui sekarang ini? Pernahkah kita melanggar dari lintasan hidup ini?
3. Kemanakah kita memukul
dan kemanakah kita berlari? (Matius 6:33, Filipi 3:13-14)
II.
Dia mempunyai pengharapan
yang besar untuk memperoleh mahkota kebenaran (ayat 8)
A. Mahkota Kebenaran adalah Panggilan
surgawi dari Allah (Fil.3:14). Zaman Romawi hadiah yang disematkan ke kepala
seorang pemenang pertandingan adalah daun zaitun. Daun zaitun bisa layu, namun
mahkota kebenaran Allah kekal selamanya (Wahyu 3:11).
B. Fokus Paulus dalam
mengejar mahkota kebenaran sehingga dia tidak pernah lalai dalam langkah
kehidupannya (1 Kor.9:25).
C. Aplikasi:
1. Apakah kita mempunyai
pengharapan seperti Paulus? (Filipi 1:21)
2. Paulus mengejar Mahkota?
Apakah kita mengejar mahkota yang sama dengan dia?
3. Mengejar mahkota?
Interpretasi orang tentang mahkota sekarang ini berbeda. Bagi sebagian orang
mahkota dipandang sebagai bentuk materi, kekuasaan dan lain sebagainya.
4. Demas karena dunia
meninggalkan Paulus (2 Tim.4:10), Ananias dan Safira menipu rasul-rasul karena
godaan harta (Kis 5:2-11), Deotrefes
ingin menjadi orang terkemuka (3 Yoh. 1:9)
Kesimpulan:
Paulus merupakan figur
seorang yang memiliki konfiden yang kuat dalam menghadapi kematiannya.
Barangkali salah satu
diantara kita memiliki ketakutan yang besar saat berbicara tentang kematian
atau terkadang kita menganggap kematian tidak pernah singgah di dalam kehidupan
kita, namun perlu kita ingat bahwa kita tidak akan pernah takut menghadapi
kematian bila mana kita berbuat seperti Paulus.
Kapan dan di mana pun
kita mati kita tidak akan takut bila kita menjalankan hidup ini dengan berada
dalam pertandingan yang kita ikuti dengan baik dan memiliki pengharapan untuk
memperoleh mahkota kehidupan yang telah tersedia buat kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar