PILIHLAH JALAN ITU DARI SEKARANG!
Matius 7:13-14
Oleh Adi Putra Wijayantara, S.Th
Pendahuluan
- Manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, memiliki keinginan yang tinggi di dalam dirinya. Ada tiga unsur dalam jiwa manusia yaitu intelektual, emosional dan kehendak. Manusia memiliki kehendak untuk memilih yang benar dan yang salah.
- berbicara tentang pilihan manusia pada dasarnya memilih sesuatu yang nyaman dan damai. Manusia memilih barang yang berkualitas dengan harga yang murah dan lain sebagainya.
- Dalam kitab weda dikatakan ada empat jalan menuju Moksa. Dalam keyakinan umat Hindu, Moksha merupakan suatu keadaan di mana jiwa merasa sangat tenang dan menikmati kebahagiaan yang sesungguhnya karena tidak terikat lagi oleh berbagai macam nafsu maupun benda material. Pada saat mencapai keadaan Moksha, jiwa terlepas dari siklus reinkarnasi sehingga jiwa tidak bisa lagi menikmati suka-duka di dunia. Oleh karena itu, Moksha menjadi tujuan akhir yang ingin dicapai oleh umat Hindu. Bagaimanakah mencapai Moksa itu?
- Kebanyakan sekarang ini orang-orang bingung untuk memilih jalan mana yang akan mereka tempuh. Kebingungan tersebut terjadi oleh karena begitu banyak ajaran dan penghalang yang beraneka ragam yang ada di depan mata.
- Yesus mengajarkan hanya ada dua jalan yang berbeda yang mana manusia itu harus memilih salah satunya. Jalan itu berbeda dari ukuran dan berbeda pula arah atau tujuan yang akan dicapai. Setiap manusia yang ada di dunia ini diberi kebebasan untuk memilih jalan mana yang akan mereka capai.
Tujuan: Agar Kita memiliki bayangan jalan mana yang kita
tempuh dan tentunya kita akan memilih jalan yang terbaik serta berjuang dalam
menempuhnya.
Pertanyaan:
Apakah dua jalan yang akan kita pilih dari sekarang?
I.
JALAN YANG LEBAR NAMUN MENUJU
KEBINASAAN
A. Mengapa
jalan tersebut dikatakan lebar?
1. Dikatakan
lebar karena memberikan kebebasan yang buta bagi manusia yang menempuh jalan
tersebut.
2. Jalan itu
luas tanpa batas, orang bebas berbuat semaunya tanpa kendali. Tanpa aturan yang
ada.
3. Siapa
diantara kita yang tidak suka jalan itu lebar? Bebas dari macet dan ingin
sampai ke tujuan dengan cepat.
B. Apa yang
dimaksud dengan kebinasaan tersebut? Dalam bahasa aslinya disebutkan “Hancur lebur,”
Kebinasan tersebut lebih mengarah kepada hukuman yang kekal dari Allah.
Kesengsaraan dan penyesalan yang dalam. Lih.
C. Mengapa
banyak orang akan melintasi jalan tersebut? Karena tidak ada aturan yang
mengikat, tidak ada gangguan, mudah saja untuk ditempuh kapan saja dan dalam
kondisi apa saja.
D. Dunia
sekarang ini menyediakan akses bagi mereka yang mau berjalan di jalan yang
lebar. Bila seseorang berada dalam jalan yang lebar maka dia akan berbuat
sesukanya sebab tidak ada aturan yang membatasi. Jalan lebar membuat manusia
tidak peduli akan hukum Allah, tidak menghargai aturan yang ada dan malah
menciptakan peraturan semau sendiri.
E. Jalan yang
lebar bagi orang kaya yang bodoh dalam Luk.12:13-21 memperbesar lumbung serta
makan dan bersenang-senang. Jalan yang lebar bagi Yudas Iskariot adalah menjual
Tuhan Yesus dengan 30 keping perak. Jalan yang lebar bagi Petrus adalah
menyengkal Yesus sebanyak tiga kali. Jalan yang lebar bagi Demas adalah lebih
mengutamakan hal-hal dunia dan menghindari hal-hal rohani. Jalan yang lebar
bagi
F. Aplikasi:
Bagaimana kita tahu bahwa kita berada dalam jalan yang lebar yang dimaksud?
Tidak peduli dengan aturan yang ada. Tidak peduli dengan orang lain. Tidak
peduli terhadap ketetapan Allah. Kita tidak pernah merasa teraniaya.
Karena kita kompromi dengan dosa. Jalan Lebar: membiasakan diri acuh tak
acuh dengan program yang telah disepakati jemaat. Berusaha mencari cara untuk
menghindar mengikuti kebaktian, menghindari kelas Alkitab, kemalasan
rohani yang sengaja dibangun untuk melumpuhkan semangat kerohanian. Mengurangi
jumlah persembahan yang seharusnya dipersembahkan kepada Tuhan. Tidak semangat
dalam bernyanyi. Tidak serius memperhatikan pengkhotbah. Tidak mengerjakan PR
gereja. Kebinasaan: Kemurtadan, rapuhnya iman dan yang paling serius
adalah kebinasaan yang kekal di dalam neraka.
II.
JALAN YANG SEMPIT NAMUN MENUJU
KEHIDUPAN.
A. Mengapa jalan
tersebut dikatakan sempit? Karena jalan itu menggambarkan betapa sukarnya
menempuh surga. Perjalanan sempit tersebut kita alami selama kita hidup di
dunia ini. Diantaranya adalah: aniaya serta godaan yang kita terima. Dikatakan
sempit karena kita mesti berkorban ketika melewatinya. Kita mesti bersabar saat
melewatinya.
B. Orang Yahudi
yang mendengar pengajaran Yesus ini mengerti apa yang dimaksud dengan jalan
yang sempit. Dalam catatan Yahudi, daerah Palestina merupakan medan pertempuran
antara bangsa Mesir melawan bangsa Persia, Yunani melawan Medo Persia, Yunani
melawan Romawi. Sebab Palestina berada di tengah-tengah. Akibatnya penduduk
Yahudi yang bermukim di Palestina terkena serbuan prajurit-prajurit yang sedang
berperang tersebut. Untuk menghindar dari serangan tersebut terkadang mereka
melarikan diri melewati gua-gua yang sempit, licin dan berbatu tajam. Kondisi
ini menyulitkan mereka untuk membawa banyak harta mereka, yang dapat mereka
selamatkan adalah hanya diri mereka. Namun hal ini membuat mereka selamat.
C. Apa yang
dimaksud dengan kehidupan tersebut? Kehidupan yang dimaksud di sini ialah
pahala atau upah kekal. Cont.:
1. Paulus
berlari mengejar hadiah surgawi (Fil.3:14) dan dengan yakin dia akan
mendapatkannya (2 Tim.4:7-8).
2. Setia sampai
mati maka akan memperoleh mahkota kehidupan (Wahyu 2:10).
D. Mengapa
sedikit orang yang melintasi jalan tersebut? Karena ada perjuangan untuk
melintasinya dan ada cobaan serta godaan yang serius di dalamnya. Terkadang
membutuhkan waktu yang lama serta kesabaran yang besar dalam menempuhnya.
1. Dari 603.550
orang Israel yang berangkat dari Mesir hanya dua dari jumlah itu yang selamat
yaitu Yosua dan Kaleb.
2. Diantara dua
belas pengintai Israel hanya 2 orang yang membawa berita kebenaran walaupun
mereka menerima konsekuensi.
3. Dari
banyaknya jumlah manusia pada zaman Nuh hanya 8 orang yang selamat.
4. Mayoritas
bukanlah jaminan bahwa itu adalah benar, sebab Allah akan tetap berpihak kepada
orang yang benar sekalipun dalam jumlah sedikit.
E. Apakah kita
menyadari bahwa sekarang ini kita telah berada dalam jalan yang sempit itu.
Kita ingin mendapat kehidupan kekal, namun jalan itu sempit, apa yang harus
kita lakukan?
F. Jalan yang
sempit bagi Nuh adalah bersabar dan bertekun dalam membangun bahtera. Jalan
yang sempit bagi Abraham adalah meninggalkan Ur- Kasdim. Jalan yang sempit bagi
bagi Matius meninggalkan pekerjaannya sebagai Pemungut Cukai dan menjadi murid
Yesus. Jalan yang sempit bagi Paulus adalah meninggalkan kefarisiannya dan
menjadi rasul Kristus yang benar-benar teraniaya. Jalan yang sempit bagi Orang
smaria yang baik hati berkorban waktu, tenaga dan uang untuk menolong seseorang
yang dirampok.
G. Aplikasi
bagi jemaat: sadarkah kita bahwa jauhnya tempat ibadah yang kita tempuh
merupakan jalan yang sempit bagi kita? Sadarkah kita bahwa berkorban untuk
pekerjaan gereja merupakan jalan yang sempit bagi kita? Sadarkah kita bahwa
mengasihi dengan berkorban untuk sesama terlebih kepada saudara seiman
merupakan jalan yang sempit bagi kita? Sadarkah kita bahwa berkorban waktu dan
tenaga untuk mengikuti program yang sudah disepakati jemaat adalah jalan yang
sempit bagi kita?
H. Pepatah:
“Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian bersakit-sakit dahulu
bersenang-senang kemudian.”
Kesimpulan
Hanya ada
dua jalan yang akan kita tempuh mulai dari sekarang ini yakni yang lebar dan
yang sempit. Kita tidak bisa melintasi kedua-duanya. Dan kita diajak untuk
melintasi salah satu dari keduanya. Kita tidak dapat menghindari kedua jalan
tersebut. Kita harus memilih salah satu jalan itu. Kita sendiri yang menentukan
dan tidak bisa diwakilkan oleh siapapun juga, jadi renungkan dari sekarang
pilihlah jalan untuk kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar